SEO tahun 2024 bukan sekadar sebuah fase; ia adalah titik balik. Transformasi yang terjadi tidak hanya mengubah pola algoritma Google, tetapi juga menggeser mindset kita sebagai SEO Specialist. Dari Helpful Content Update yang mengguncang banyak situs besar, hingga peluncuran Google AI Overviews yang mengubah wajah SERP menjadi lebih kompleks—semua ini menandai era baru di mana pendekatan tradisional SEO tidak lagi cukup.
Memasuki 2025, pertanyaannya sederhana namun krusial: bagaimana kita menavigasi lanskap ini? Jawaban terbaik datang dari benchmarking yang tepat. Bukan sekadar melihat traffic, tetapi membandingkan engagement, branded queries, hingga loyalitas audiens per industri.
Berdasarkan report dari Similarweb, kali ini saya akan mengurai insight yang muncul dari data benchmarking 10 industri utama, lalu memetakan peluang sekaligus tantangan yang perlu kita siapkan di tahun ini.
Mengapa Benchmarking Lebih Penting daripada Sekadar Ranking
Salah satu kesalahan terbesar praktisi SEO adalah bekerja dalam ruang hampa dimana hanya fokus pada traffic internal tanpa menimbang konteks industri. Padahal, benchmarking memberi kita perspektif: seberapa jauh kita dibandingkan kompetitor sekelas, dan di sisi mana kita unggul atau tertinggal.
Mengacu pada report Similarweb, Similarweb menganalisis 10.000 website di 10 industri selama Januari–November 2024. Website-website ini dibagi ke dalam tiga cohort:
- Giants: Top 10 dengan traffic organik terbesar.
- Challengers: Peringkat 11–100.
- Emerging Players: Peringkat 101–1.000.
Pendekatan ini penting karena strategi SEO untuk situs di posisi 500 jelas berbeda dari strategi situs di posisi 5. Kita tidak bisa menilai performa SEO hanya berdasarkan overall average dengan konteks industri adalah kunci.
- 10 Cara Menaikkan Followers TikTok dengan Cepat
- Konsultan Digital Marketing: Tugas dan Perannya dalam Bisnis
- Mengenal Apa Itu Writer’s Block, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
- 10 Cara Membuat Konten Media Sosial yang Menarik Agar Views Meningkat
- Apa Itu Traffic? Ketahui Jenis-Jenisnya dalam Digital Marketing
Tren SEO Global 2025: Tiga Pilar Perubahan
1. Helpful Content Update & Branded Queries
Pasca update September 2023, banyak situs besar mengalami steep decline dalam traffic, dan sedikit yang pulih secara signifikan. Google semakin menekankan branded queries dan user engagement metrics dalam ranking signals. Artinya, optimasi konten berkualitas saja tidak cukup tanpa penguatan brand.
2. Google – Reddit Deal dan Konten UGC
Kesepakatan antara Google dan Reddit (Februari 2024) menegaskan perubahan perilaku pengguna: pencari informasi semakin percaya pada user-generated content (UGC). Ini sinyal bahwa konten “mentah” dari komunitas bisa lebih dipercaya ketimbang artikel komersial.
3. AI Overviews dan Zero-Click Searches
Peluncuran AI Overviews (Agustus 2024) membuat SERP semakin padat. Ditambah lagi, zero-click searches terus meningkat (di beberapa industri menyentuh >70%). Implikasinya jelas: posisi #1 organik tidak lagi menjamin traffic signifikan, karena jawaban sering disajikan langsung di SERP.
Analisis Per Industri: Benchmark, Insight, dan Peluang
Ecommerce, Winner Takes All
Ecommerce masih menjadi ekosistem “winner takes all”. Giants mendapat hingga 900x traffic dibanding emerging players, dan unggul di seluruh engagement metrics: rata-rata 12,6 pages per visit dan bounce rate di bawah 30%.
Namun meskipun brand recognition tinggi, pengguna cenderung berpindah antar-brand sebelum checkout. Kasus sukses Temu (+39% organic traffic di 2024) menegaskan bahwa diferensiasi masih mungkin dilakukan lewat strategi SEO yang fokus ke bottom-of-the-funnel keywords.
Peluang yang bisa dikejar:
- Optimasi SERP features dan AI Overviews, bukan sekadar ranking.
- Fokus ke experience refinement untuk meningkatkan engagement.
- Kolaborasi SEO dengan brand marketing.
Fashion & Apparel, Brand Loyalty sebagai Senjata
Industri fashion mengalami penurunan traffic -4% YoY, namun uniknya 79% traffic berasal dari branded & direct searches. Ini menunjukkan pengguna cenderung setia pada brand tertentu, meskipun tetap membandingkan beberapa pilihan.
Dengan medium organic difficulty dan relatif rendahnya zero-click searches, peluang terbuka lebar bagi challenger untuk membangun authority.
Strategi yang relevan:
- Perkuat digital PR dan konten visual (image SEO, short-form video).
- Mainkan tren eco-fashion dan conscious consumerism.
- Tingkatkan discoverability lintas platform, bukan hanya SERP biru.
Jewelry & Luxury, Eksklusivitas dan Customer Loyalty
Pasar luxury turun -6,6% di 2024, namun loyalitas konsumen sangat tinggi. 30% pengguna Kay Jewelers & Pandora eksklusif hanya membeli di sana. Traffic memang lebih kecil dibanding industri lain, namun engagement tetap solid.
Tantangannya adalah tingginya organic difficulty dan 68% zero-click searches, memaksa brand untuk menyeimbangkan antara SEO organik dan paid channel.
Strategi yang disarankan:
- Fokus pada brand positioning yang kuat.
- Manfaatkan paid ads tanpa meninggalkan SEO.
- Pantau kategori luxury di retailer besar (Costco, Amazon) untuk antisipasi kompetisi baru.
Pets & Animals, Pasar Premium yang Meledak
Belanja hewan peliharaan di AS menembus $186 miliar (naik 13,6%). Uniknya, engagement metrics lebih rendah (durasi kunjungan hanya 2–4 menit), menandakan konsumen datang dengan buying intent tinggi.
Program “subscribe and save” serta tren produk organik/vegan untuk hewan menjadi katalis. Loyalty tinggi (20% pengguna eksklusif pada satu brand) memperkuat argumen pentingnya program membership & loyalty.
Arah strategi:
- Optimasi konten untuk high-intent keywords.
- Program loyalty dan branded results di marketplace.
- Konten edukasi untuk membangun trust di niche khusus (misal: kesehatan hewan).
News & Media, Engagement Lebih Baik di Emerging Players
Pemilu AS 2024 mendongkrak traffic kategori ini sebesar +6%. Namun uniknya, emerging players unggul di engagement metrics: rata-rata 4 pages per visit dan session duration terpanjang.
Giants memang menguasai traffic, tapi loyalitas pembaca lebih tinggi di publisher niche. Insight ini ditegaskan Barry Adams: “Menjadi unforgettable adalah kunci masa depan publisher di search.”
Strategi survival:
- Fokus pada niche editorial yang jelas.
- Perkuat UX untuk meningkatkan retensi.
- Bangun brand sebagai otoritas, bukan sekadar aggregator berita.
Finance, Lonjakan Demand & Engagement Panjang
Traffic industri ini tumbuh +15% YoY. Audiens finansial punya visit duration tertinggi (hingga 7 menit), menunjukkan riset intensif sebelum keputusan finansial.
Namun loyalty rendah; banyak pengguna lompat antar-brand. Giants seperti Chase & PayPal tetap unggul berkat brand power, tapi emerging players kesulitan mempertahankan engagement.
Strategi prioritas:
- Perkuat authority lewat in-depth guides & thought leadership.
- Gunakan cross-channel marketing untuk re-engage user.
- Targetkan AI Overviews dengan konten komparatif & edukatif.
Travel & Accommodation, Engagement Tinggi, Loyalitas Rendah
Meski traffic stagnan, kategori ini memiliki engagement metrics impresif. Rata-rata 7–9 pages per visit dan session duration hingga 7 menit lebih. Namun branded traffic rendah, menandakan user sering membandingkan banyak platform.
Dominasi giants masih kuat (8x traffic challenger), tapi challengers tetap bisa merebut pangsa lewat UX yang frictionless.
Peluang strategi:
- Targetkan query bottom-of-the-funnel (booking, travel deals).
- Bangun funnel perjalanan yang intuitif dan cepat.
- Optimasi konten itinerary & trip planning.
Business Services, Long Sales Cycle, AI Overviews Tinggi
Kategori B2B ini punya AI Overviews tertinggi (3,6%), menegaskan dominasi query informasional. Menariknya, emerging players unggul di engagement metrics, meski traffic jauh lebih kecil.
Implikasi bagi kita: meski kompetitif, masih ada ruang diferensiasi lewat edukasi dan trust-building.
Strategi yang bisa menjadi fokus:
- Produksi konten edukatif & resource-based.
- Optimasi agar konten tampil di AI Overviews.
- Pantau challengers yang mulai naik, bukan hanya giants.
Online Marketing. Kompetisi Internal Sesama Marketer
Kategori ini unik karena loyalty tertinggi (39,9%), namun sekaligus paling sulit ditembus. Giants menguasai hingga 150x traffic emerging players.
Namun engagement challengers justru lebih baik, mengindikasikan quality over quantity shift.
Langkah yang bisa dijadikan strategi:
- Fokus pada niche marketing yang jelas.
- Integrasikan SEO dengan social untuk amplifikasi.
- Optimalkan konten yang relevan dengan AI Overview.
Real Estate, Demand Melonjak Pasca Pemangkasan Suku Bunga
Setelah The Fed menurunkan suku bunga (Sep 2024), demand naik +34%. Giants mencatat engagement luar biasa (12 pages per visit).
Namun branded traffic masih rendah, artinya user mencari opsi terbuka, bukan setia pada satu platform. First-time buyer programs menciptakan peluang baru untuk audience muda.
Strategi yang bisa menjadi fokus:
- Buat konten terkait program bantuan pembelian rumah.
- Sediakan interactive tools (mortgage calculators, neighborhood guides).
- Fokus UX sebagai one-stop shop untuk user.
Rekomendasi Strategis untuk SEO 2025
Benchmarking lintas industri tahun ini memperlihatkan pola yang konsisten: SEO tidak lagi hanya soal mengejar ranking, tetapi tentang bagaimana brand mampu membangun kepercayaan, menjaga engagement, dan beradaptasi dengan dinamika SERP yang makin kompleks. Dari data dan insight di laporan, berikut adalah strategi utama yang wajib kita perhatikan di 2025.
1. Branded SEO is King
Data dari laporan menunjukkan branded traffic mendominasi di banyak industri:
- Fashion & Apparel: 79% traffic berasal dari branded & direct searches.
- Finance: 82.8% traffic berbasis branded.
- Jewelry & Luxury: Loyalitas tinggi, dengan 30% pengguna eksklusif pada satu brand.
Google semakin memvalidasi brand authority sebagai faktor kepercayaan. Giants memimpin karena brand recognition kuat, sementara challengers dan emerging players bisa menembus pasar melalui digital PR, campaign kreatif, dan konten evergreen yang menempatkan brand dalam konteks otoritatif.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Sejak awareness campaign dimulai, pastikan branded SEO sudah disiapkan.
- Luncurkan konten evergreen (press release, whitepaper, PR digital) yang mengangkat brand.
- Amankan SERP untuk keyword brand: landing page resmi, profil bisnis, dan knowledge panel.
- Pantau branded queries di GSC dan integrasikan dengan paid search agar mendominasi halaman 1.
2. AI Overviews Tidak Bisa Diabaikan
Di banyak industri, persentase AI Overviews sudah signifikan:
- Finance & Travel: 2–2.4% dari hasil pencarian muncul di AI Overviews.
- Business Services: 3.6%, tertinggi dari semua industri.
- Online Marketing: 3.3%, naik lebih cepat dibanding kategori lain.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran kuat ke zero-click searches. Jika sebelumnya SERP hanya soal ranking organik, kini SEO Specialist harus memastikan konten mereka cukup kuat untuk diambil Google ke dalam AI Overviews.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Bangun konten berbasis E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).
- Strukturkan artikel dengan heading jelas dan bullet-point informatif.
- Sertakan data, insight, atau angka unik yang meningkatkan peluang masuk AI Overview.
- Gunakan schema markup (FAQ, HowTo, Article) untuk memperkuat eligibility konten.
3. UX & Engagement Metrics Jadi Penentu
Data memperlihatkan gap engagement yang signifikan antara Giants dan Emerging Players:
- Ecommerce: Giants rata-rata 12,6 pages per visit, emerging hanya 6,2.
- Travel: Giants mencatat 7:41 menit per session, emerging hanya 4:59 menit.
- Finance: Giants bertahan hingga 7:29 menit per session.
Angka-angka ini menegaskan bahwa Google semakin memvalidasi user satisfaction. Tidak cukup hanya ranking tinggi; bounce rate rendah dan engagement tinggi kini menjadi kunci.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Tingkatkan page speed dan terapkan desain mobile-first.
- Gunakan internal linking cerdas untuk memperpanjang session.
- Tambahkan konten interaktif: kalkulator (real estate), itinerary planner (travel), perbandingan produk (finance).
- Pantau metrik engagement di GA4: pages/session, avg. engagement time, dan event-based conversion.
4. Niche dan Spesialisasi Menjadi Pembeda
Publisher niche dan vertikal spesifik terbukti unggul di engagement dibanding Giants.
- News & Media: Emerging players mencatat 4 pages per visit & 3:44 menit per session, lebih tinggi dibanding Giants (3.7 pages, 2:46 menit).
- Business Services: Emerging players unggul engagement meski traffic 100x lebih kecil dari Giants.
Hal ini menegaskan bahwa di era SERP padat, generalist makin sulit bertahan. Seperti kata Barry Adams: “A generic news site is a replaceable site. Become unforgettable and irreplaceable.”
Langkah yang bisa dilakukan:
- Fokus pada konten niche dengan kedalaman tinggi (contoh: eco-fashion, vegan pet food, politik niche).
- Bangun komunitas & loyalitas melalui newsletter atau forum.
- Gunakan schema markup & konten multimedia untuk memperkuat discoverability.
- Targetkan long-tail query dengan relevansi tinggi.
5. Cross-Channel Marketing Makin Penting
Data loyalitas menunjukkan pentingnya integrasi lintas channel:
- Finance: Loyalty hanya 2.9%, meskipun traffic tinggi.
- Travel: Branded traffic hanya 9.1%, menandakan user sering lompat platform.
- Online Marketing: Loyalty tertinggi (39.9%) berkat integrasi dengan social dan komunitas.
Mengandalkan SEO saja sudah tidak cukup. Cross-channel marketing (SEO + social + email + ads) menjadi kunci untuk mempertahankan audiens dan memaksimalkan lifetime value.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Gunakan email remarketing berbasis konten (finance: panduan budgeting, travel: promo itinerary).
- Integrasikan SEO & social campaign (terbukti sukses di fashion & online marketing).
- Bangun loyalty program berbasis data perilaku pengguna (pets & ecommerce).
- Gunakan GA4 & CRM untuk tracking lintas channel dan mengukur kontribusi masing-masing kanal.
SEO di 2025 bukan soal siapa yang paling banyak konten, tetapi siapa yang paling relevan, paling dipercaya, dan paling mudah diakses di ekosistem SERP yang kini makin didominasi AI.
Benchmarking memberi kita peta jalan: memahami posisi kita di antara Giants, Challengers, dan Emerging Players. Namun yang menentukan bukan hanya angka traffic, melainkan sejauh mana kita mampu membangun brand, menjaga engagement, dan beradaptasi dengan SERP baru.
Jika 2024 adalah tahun transisi, maka 2025 adalah tahun pengujian. Pertanyaannya tinggal satu: apakah kita siap bermain di level baru ini?
Leave a Reply